Puisiku

???

Di pekarangan dekat pohon jambu
kedua tangan layu mengangkat sapu
menuntaskan guguran dedaun kelabu
yang hilir mudik bersama laju debu

Hei, perempuan tua!!
sebenarnya mau kau bawa kemana aku ini?
biarkan saja aku bebas bercengkrama dengan angin dan debu
mereka adalah temanku..
ingin kunikmati sebentar saja
sebelum aku membusuk dipelukan tanah, atau
mungkin terbakar bersama lapuk kayu

Metro, September 2012

Renungan Senja

Tunggu sebentar..

aku ingin dengarkan azan
suaranya bagai rindu kemarau akan hujan.

Mumpung masih di dunia, sebab nanti
jika sudah di surga atau neraka
aku tak yakin akan rasa rindu itu.

Jadi, mampirlah ke rumah Tuhan barang sebentar
letakkan kesombonganmu dekat jepit yang kau bawa
jangan bawanya masuk!
Sebab Tuhan takkan menghitung yang kau banggakan itu, atau
biarkan hilang bersama jepitmu.

Metro, 21 September 2012

Dua

Adakah Kau?

Malam, kau biarkan perempuan tua terbaring tanpa kawan
kau biarkan tubuhnya kaku tanpa kelambu
pernahkah kau dengar jeritannya?
ketika ranjang tak lagi menopang
ketika tubruk tak dapat menghangatkan
sedang dimar sengaja kau padamkan

Dimana kita..,ketika nyawanya tertahan dikerongkongan?
Tak inginkah kau berlutut minta ampun atas segala dosa
Mumpung masih bisa..
atau kau pilih lari kerna tak sanggup melihat mautnya
sungguh..

perempuan tua kini menjadi kenangan
takkan kau jumpai lagi asap yang selalu mengepul didapur
adakah kau selama ini untuknya?


Januari, 2012

Satu

Hei.., aku di sini

Layaknya sebongkah batu, hanya bisa diam.
Layaknya secuil roti, yang siap tertelan.
Tak terlihatkah aku ?
...
Hei..,ini aku
Pernah kau bisikkan, "apakah aku bisa kau percaya"
Lalu kau menghilang..
Dengan menyeret luka, aku mencarimu.
Berharap dapat merapat dalam dekap.

Lewat gulita, ku terbangkan seluruh luka
Ku binasakan benci dan caci
Kini..
Kutitipkan separuh jiwa untuk kau jaga
Hei.., aku di sini !

(Lelaki dengan Tas Biru Tua, Januari 2012)